FIRST

anggota.kelasmenulisonline.com

al-Qolam

Dihadapkan pertanyaan mengapa aku menulis adalah hal yang sulit tapi tak terlalu sulit untuk saya pribadi, karena pertanyaan ini layak untuk diajukan sebelum saya atau bahkan orang-orang yang ingin menjadi penulis. Dan dari pertanyaan ini menyadarkan kita apa sih sebenarnya yang kita ingin??
              Dan akhirnya muncul pertama kali dalam pikiran saya, apa sih menulis itu? Lalu siapa penulis itu?
              Respon otak ketika muncul pertanyaan itu mengingatkan saya pada pengertian dalam sebuah buku yang entah saya lupa apa judul dan pengarangnya, bahwa menulis itu beda dengan penulis. Menulis yang merupakan kata kerja berarti suatu kegiatan yang tak mewajibkan sebagai penulis dan tidak membutuhkan seseorang untuk membaca tulisannya., tak terikat.
              Sedang penulis adalah bentuk kata subyek yang berarti mempunyai pekerjaan tetap  dan membutuhkan seseorang untuk membaca tulisannya.
              Dari segi bhs arab, terdapat perbedaan antara kata kerja dengan subyek. Ketika sebuah kata itu memakai kata kerja maka kata tersebut hanya mempunyai makna sebuah kejadian atau peristiwa atau perbuatan. Sedangkan, setiap kata subyek itu memiliki makna tetap dan terus-menerus. Jika menulis itu hanya sebatas sebuah perbuatan atau kejadian maka penulis adalah sebuah profesi yang paten yang harus terus menghasilkan tulisan.
              Setiap orang mampu untuk menulis, walaupun itu hanya sekedar menulis nama, menulis tugas ataupun yang lainnya. Contohnya saja sekretaris, pekerjaan itu menulis tapi tidak bisa disebut penulis.
              Untuk pembahasan selanjutnya menulis yang saya maksudkan adalah pekerjaan dari seorang penulis.
              Kembali pada pertanyaan “kenapa saya menulis?”, saya akan menjawab dengan sederhana, karena menulis bagi saya adalah keperluan dan kebutuhan untuk merasa ada.
              Bagi saya kesadaran diri terhadap niatan yang tinggi untuk menjadi penulis akan memberikan kita cukup energy untuk memulai proses menulis. Kita harus mempunyai dan mengusai jurus dan tenaga untuk menulis. Tenaga yang berasal dari motivasi yang kuat, dari niatan yang akan terus-menerus memberikan energy.
Penulis berharap dengan adanya tulisan mampu mencerdaskan orang banyak.
Alasan lain mengapa saya menulis
1.     Jalan untuk berdakwah
Saya adalah orang yang cenderung pendiam, sedang saya adalah penuntut ilmu yang wajib untuk menyebarkan ilmu yang saya dapat. Teringat dalam surat ar-Rahman ayat 2-3, manusia diapit dalam dua kata علم yang mana ini menunjukkan bahwa kita harus menuntut ilmu dan mengjarkannya pada yang lain. Ketika saya kurang pandai dalam berbicara secara langsung maka saya lebih memilih untuk menjalankan kewajiban ini dengan cara menulis.
Dan bukankah kita harus memberantas kebodohan? Dengan tulisan otomatis kita ikut serta dalam pemberantasan tersebut.
2.     Menulis itu abadi
Kenapa keabadian?? Karena sesuai hadits nabi tentang 3 amal yang tidak akan terputus walau kita sudah tak bisa beramal lagi: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang sholeh. Bagaimana bisa?? Nah, bukankah menulis itu menuangkan apa yang kita tau lalu kita bukukan dan kita sebarkan ke masyarakat itu adalah ilmu?? Ilmu yang bermanfaat?? Saat Allah telah mengambil umur kita tapi kita masih mendapat pahala dari tulisan tersebut.
Jadi, beribadah itu tidak sempit pada yang wajib saja. Hal ini pun mampu menjadi ibadah jika lillah.
Karya-karya tulis
Akan kekal sepanjang masa
Sementara penulisnya
Hancur terkubur dibawah tanah
3.     Menulis berarti menata pikiran
bahasa tulisan itu tidak dapat dipertanggung jawabkan
Entah dari mana saya dapatkan kata-kata itu, Yang pasti dengan kata-kata itu membuat saya selalu ingin terlihat mampu dalam membahasakan emosi membahasakan sebuah pengalaman. Beberapa ide yang masih simpang siur melayang dalam anganan harus mampu saya susun dengan kalimat indah agar orang mampu dengan mudah memahaminya. Dan itu tidak mengharuskan saya memakai bahasa yang tinggi.
Dengan begitu, saya harus bisa berfikir rasional dalam menanggapi gagasan-gagasan saya dan orang lain yang mungkin ketika itu saya membaca dalam sub-bab yang sama. Jadi, saya bisa lebih bisa menata pikiran saya dengan cara menulis ini. Dan itu berarti kita sudah menunaikan amanah yang Allah titipkan buat saya dan segenap makhluknya yang berakal untuk menggunakan akalnya sesuai yang Allah kehendaki.
4.     Dengan sebuah tulisan bisa tersebar luas
Jika pada zaman jahily penulis adalah sosok yang paling diagungi oleh raja. Karena mereka berperan penting dalam menyampaikan pesan raja untuk raja lain.
Dan karena syiir-syiir mereka yang tergantung pada satir ka’bah setelah masa pembacaan dan penilaian oleh juri membuat penyairnya terkenal dan karyanya mampu bertahan sampai sekarang, meski banyak juga yang menyelisihinya.
Ketika seseorang membaca tulisan saya, saya yakin orang tersebut akan menceritaknnya pada teman yang lain. Tidak perlu banyak, satu saja kita misalkan sudah dua orang yang akan mengetahuinya. Tidak bisa dibayangkan jika mereka terus-menerus memberitahukannya pada orang lain.
Karena salah satu keinginan saya adalah menjadi sosok hari ini dan seterusnya maka saya dihadapkan dua pilihan antara pandai berbicara didepan orang atau diam sambil berkarya. Dengan kecenderungan diam saya lebih memilih opsi yang kedua. Ketika saya mampu menghasilkan satu tulisan dan dibaca banyak orang saya mampu menjadi terkenal dan berpenghasilan. Dan karena saya yakin tulisan tak akan pernah mati ditempat dan dibatas waktu.
5.     Menulis itu menyehatkan
Kenapa? Karena bagi saya dengan menulis mampu melegakan perasaan. Tak ada lagi uneg-uneg yang tersimpan.
Dengan begitu menulis secara tidak langsung dapat menjauhkan dari bahaya stress.
Dalam sebuah artikel yang pernah saya baca menulis dapat meningkatkan kualitas kulit karena ketika kita menulis sel-sel yang ada didalamnya mampu beraktivitas dengan baik.
Satu kegiatan banyak manfaat.
6.     Menulis itu mendapat dan mengingat informasi baru
Mendapat informasi baru, misalnya Karena sebelum menulis otomati saya harus membaca buku-buku yang sama dengan judul yang akan saya tulis, dan kalau misalnya saya menulis lalu ditolak oleh pihak penerbit maka saya dapat ilmu baru disana, apa kesalahan saya ketika itu.
Mengingat informasi baru atau lebih santai dibilang mengingat moment. Dengan menulis saya bisa mengikat apa yang saya dapat dan menyalurkannya ke banyak orang. Atau dengan melihat tulisan saya mampu bernostalgia untuk mengingat latar belakang tulisan tersebut agar mampu bersyukur. Mengingat pepatah ilmu itu seperti barang yang mampu terbang dan tulisan adalah pengikatnya
7.     Liburan paling menyenangkan
Karena ketika kita menulis otak kita mampu berjalan-jalan dengan khayalan yang tanpa batas. Meski badan tetap ditempat tapi jiwa betamasya ria murah meriah.
8.     Menambah penghasilan
Meski bukan alasan dan tujuan utama tapi saya tidak bisa mendustakan diri sendiri bahwa hal ini tersirat dalam otak. Apalagi jika saya mampu mem-best sellerkan buku saya, sudah tak terbayangkan berapa hasil saya. Saya sudah tidak perlu lagi meminta ke orang tua, meski mereka tetap wajib menafkahi saya. Tapi, bukankah itu salah satu bentuk bakti kita terhadap mereka?

Itulah alasan-alasan saya mengapa saya harus menulis.

Jika kau bukan anak raja maka menulislah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar